Mengapa Banyak Orang Membahas Tentang AI, Apa Sebanarnya AI dan Apa Fungsinya

Intisari : Teknologi AI sudah banyak diterapkan baik di perangkat lunak atau di perangkat keras. Walaupun terdapat sisi negatifnya, AI masih menjadi primadona dan terus dikembangkan di banyak negara maju.

AI atau Artificial Intellegence menjadi topik hangat dan viral yang dibahas di berbagai platform sosial media. AI terlihat seperti sebuah tools yang digemari para penikmat teknologi, AI terdengar dapat mempermudah banyak orang menyelesaikan pekerjaan mereka dan masih banyak lagi alasan mengapa AI menjadi bahasan yang hangat untuk saya tulis pada artikel pertama tahun ini. 

Saya pribadi tidak terlalu mengerti cara kerja dibalik kecanggihan teknologi AI, yang saya tahu AI adalah proses dari perhitungan komputer sehingga memberikan hasil kepada user dan akhirnya dapat mempermudah user dalam mengambil keputusan, bahkan sekaligus AI tersebut dapat memutuskannya sendiri berdasarkan perhitungan atau algoritmanya.

Namun secara akademis AI dapat diartikan sebagai berikut: 

H. A. Simon mengklaim bahwa kecerdasan buatan (AI) adalah bidang yang memungkinkan komputer melakukan tugas-tugas yang lebih unggul dari manusia. Knight dan Rich setuju dengan Simon bahwa kecerdasan buatan (AI) adalah cabang ilmu komputer yang memandang upaya membangun komputer sebagai sesuatu yang dapat dilakukan manusia, bahkan lebih baik dari itu.

Dalam kehidupan sehari-hari AI sering kita gunakan, terutama pada lini kehidupan kita yang berhubungan dengan teknologi atau yang sifatnya digital. Contohnya komputer atau smartphone yang kita gunakan dimana processor pada perangkat tersebut telah diembed atau tertanam program AI. Contoh lain pada beberapa aplikasi yang kita gunakan seperti instagram, tiktok, whatsapp, android, sudah disisipkan program AI sehingga keakuratan pengenalan wajah, suara, atau tulisan dapat meningkat. 

Tidak hanya itu, AI juga diterapkan pada banyak aplikasi produktiftas lainnya, sebagai contoh pada aplikasi calender pada windows atau android, chatgpt, atau bard yang dapat membuat jadwal secara otomatis, membuat tulisan, membuat presentasi berdasarkan topik yang kita inginkan, membuat aplikasi sederhana, mencari gambar yang mirip, menghitung soal dalam waktu singkat, membuat video singkat berdasarkan topik yang kita inginkan, menghubah suara, deteksi wajah, deteksi suara, deteksi gambar, dan masih banyak lagi. AI terlihat seperti seorang manusia yang mampu berfikir dan mengerjakan tugas-tugas layaknya seorang yang sudah mahir teknologi.

Tanpa kita sadari, update-update yang dilakukan oleh aplikasi merupakan update yang menyertakan teknologi AI itulah sebabnya aplikasi yang kita gunakan di smartphone semakin mudah digunakan dalam artian tidak secara interface, tetapi secara kemudahan, kecepatan, dan keakuratan dalam memberikan hasil.

Didalam kehidapan nyata, saat ini di negara-negara maju sudah terlihat robot-robot atau mesin-mesin yang terembed teknologi AI. Seperti robot yang sedang berolahraga dengan manusia, robot yang menjadi penonton dalam sebuah pertandingan, robot yang menyajikan makanan disebuah restoran, mobil pintar yang dapat berkomunikasi dengan penumpangnya, hotel yang bekerja secara otomatis tanpa seorang manusia, vending mesin dan masih banyak lagi.

Sudah jelas bahwa teknologi ini memberikan dampat positif kepada manusia karena beberapa tugas dapat digantikan oleh AI. Namun, adakah dampat negatif dari teknologi ini? Setelah saya cari beberapa sumber di internet mengatakan bahwa AI dapat juga berbahaya, berikut kutipannya :

Elon Musk said he thinks AI is “one of the biggest threats to humanity”. Speaking at the AI Safety Summit at Bletchley Park, the tech billionaire told PA: I mean, for the first time, we have a situation where there's something that is going to be far smarter than the smartest human.

Bahkan Eropa menerapkan regulasi terkait AI, berikut kutipannya :

The use of artificial intelligence in the EU will be regulated by the AI Act, the world's first comprehensive AI law.

Menurut sumber yang saya dapat prospek AI di Indonesia juga masih sangat terbuka lebar karna sangat menghemat efesiensi waktu. Menurut data yang dirangkum dari kompas.com memperkirakan durasi jam kerja yang dapat dihemat melalui penggunaan AI. Implementasi AI di Indonesia secara rata-rata dapat menghemat waktu bekerja sekitar 116 menit atau hampir 2 jam kerja per hari. Dari sisi sumber daya manusia, tenaga-tenaga ahli di bidang AI juga masih kurang, seperti dikutip dari beritasatu.com. Sedangkan peluang kerja di bidang ini sangat menjanjikan sekali baik di dalam maupun jika di luar negeri.

Tertarik untuk belajar AI ? sudah banyak sumber-sumber di internet yang menyediakan pembelajaran secara online tentang teknologi AI mulai dari yang gratis hingga berbayar. Namun jika di tingkat universitas kamu dapat mengambil jurusan Teknik Informatika atau jurusan serumpun lainnya. Tentunya akan lebih siap jika kamu lulus dari SMA IPA, SMK RPL, atau jurusan serumpun lainya. Tentunya akan lebih siap lagi jika kamu menguasai mapel Matematika dan Bahasa Inggris.

Beberapa platform yang menyediakan kursus AI seperti BISA.AI atau yang berbayar seperti di course.langing.ai atau di coursera.org. Sedangkan jika kamu sudah memiliki dasarnya dan ingin mencoba mendeploy program AI sederhana mungkin Vertex AI dari Google dapat menjadi pilihan.

Semoga bermanfaat.


Posting Komentar